Minggu, 27 Maret 2011

Radiasi tak selalu bahaya

Oleh Bob Sadino (Pengusaha Agribisnis)
Meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang mengakibatkan radiasi nuklir di Jepang memunculkan kekhawatiran  adanya pencemaran pada produk makanan dan minuman baik di Jepang maupun di negara lain. Bagi saya sebagai pengimpor dan pengekspor produk dari dan ke Jepang, hingga saat ini belum mengalami masalah.
Pada dasarnya beberapa produk justru bagus bila mendapat radiasi nuklir dalam kadar tertentu agar steril dan bebas kuman. Produk tetes mata misalnya,banyak negara minta diraduiasi nuklir lebih dulu sebelum diekspor agar steril.
Begitu pula dengan bibit sayuran-sayuran dan buah-buahan. Bibit sayuran-sayuran harus disterilkan melalui radiasi nuklir agar terhindar dari kuman penyakit. Sedangkan buah-buahan rentan dihinggapi lalat buah yang tidak terlihat secara kasat mata. Maka untuk membasminya, perlu radiasi nuklir. Jadi anggapan bahwa radiasi nuklir mengancam bisnis, tidak sepenuhnya benar.
Yang harus diperhatikan adalah seberapa besar kadar radiasi dalam suatu produk. Inilah yang menjadi tugas pemerintah untuk mengontrol. Pemerintah harus menyaring produk yang berasal dari Jepang sebelum didistribusikan. Soalnya, pemerintah harus melindungi masyarakat bagi produk yang mengandung bahan berbahaya.
Saya memandang bila ada pengusaha yang memanfaatkan peluang ini untuk mengekspor produk indonesia ke sana, juga sah-sah saja. PAda prinsipnya, pebisnis harus jeli melihat peluang.
(Sumber: Kontan 21 Maret 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar